Tesla baru-baru ini baru aja ngerilis… Optimus. Yup! Proyek gila selanjutnya dari Elon Musk. 😮
Optimus adalah robot berbentuk manusia (atau istilah kerennya: humanoid) yang katanya nanti bisa bantu-bantu hidup kita. Mulai dari beres-beres 🧹, belanja 🥬, sampe jadi temen ngobrol pas waktu luang! 😎
Oke, tapi apakah ini beneran? Apakah sebentar lagi era robot bakal beneran dateng? Dan mereka beneran ada di rumah kita?
Tanpa berlama-lama lagi — ayo kita bahas — ‘seberapa jauh’ sih robot pelayan ini, bakal beneran jadi kenyataan, dan nggak lagi cuma jadi khayalan masa depan.
Mari kita kupas! 🧅
Selamat datang, era robot!
Oke, kita ngomong robot-robot, tapi ‘robot’ itu apa sih sebenernya? 🤔
‘Robot’ itu pada dasarnya adalah mesin. Tapi dia tuh ‘mesin’ yang bisa ngelakuin sesuatu hal yang pinter dan kompleks. Tapi kenapa komputer 💻 nggak disebut robot, kan dia pinter? Kenapa mesin mobil 🚗 juga nggak? Kan kompleks juga tuh cara kerjanya. 😅
Nah, makanya, meskipun nggak ada batasan pasti (dan sah-sah aja buat namain laptop kalian atau mesin mobil kalian ‘robot’ 😂) — tapi kata ‘robot’ tuh biasanya dimaksudkan buat mesin yang bisa ngelakuin aktivitas pintar dan kompleks, dengan ‘kemauannya’ mereka sendiri.
Jadi bisa dibilang lampu merah 🚥 dan kipas angin 💨 bukan robot, karena mereka mesin ‘sederhana’. Bisa dibilang juga komputer 💻 atau mobil 🚗 jarang disebut robot, karena mereka masih dikendalikan sama kita, manusia.
Tapi ketika kita ngeliat mobil jalan sendiri 😮 atau mesin berbentuk tangan 🦾 (yang suka ada di pabrik-pabrik) bisa gerak dan jalan sendiri… Umumnya kita sebut mereka robot.
Karena mereka terlihat (atau beneran) punya ‘kepintaran’ sendiri 🧠 dan kayak bertindak atas ‘kemauan’ mereka sendiri.
Gimana, udah pusing belom? 😅
Nah, kalo ngeliat sejarah, mungkin ‘robot’ pertama di dunia itu lahir di tahun 1961, bernama Unimate. Bentuknya kayak tangan 🦾 tapi ada pencapit-nya.
Penciptanya bilang, alasan dia bikin Unimate tuh simpel. Dia pengen ngelepas manusia dari kerjaan-kerjaan berbahaya dan mematikan. Dan mimpi dia pun terwujud.
Unimate akhirnya digunain di pabrik-pabrik seluruh dunia buat ngegantiin manusia, buat kerjaan-kerjaan yang bahaya. 👏
Bagi kalian yang pengen liat Unimate tuh kayak apa, tonton deh video di bawah. Cuma 1 menitan kok:
Tapi terus kalo kita lompat ke hari ini, 60 tahun kemudian, kemajuannya itu ternyata udah gila banget. Dan bisa dibilang ‘nggak terlihat’.
Kenapa? Karena mirip kayak Unimate, robot pelayan ini ternyata begitu pesat berkembangnya di pabrik, bukan di rumah kita. 😳 Ternyata oh ternyata, kita udah ‘dilayani’ ya, tapi dari jauh.
Mulai dari mobil 🚗, barang-barang elektronik 📺, sampe produk kimia 🧪; udah banyak banget barang-barang yang kita konsumsi itu buatan robot.
Mungkin belom sepenuhnya buatan robot, tapi semakin ke sini kontribusi mereka makin besar!
Emang tahu darimana? 👀 Tahu dari survei pemakaian robot, yang dilakukan di seluruh dunia baru-baru ini.
Ternyata, cuma dalam waktu 6 tahun belakangan ini, pemakaian robot bertumbuh lebih dari 2x lipat. 😮
Pertumbuhan ini tuh diukur sama sesuatu yang bernama ‘robot density’. Cara kerjanya yaitu mengukur seberapa banyak populasi pekerja robot, jika dibandingkan sama manusia.
Contohnya, kalo skor suatu negara adalah ‘120’, artinya setiap 10.000 pekerja manusia, ada 120 robot yang bekerja. 🤖
Nah di tahun 2015, skor dunia berada di 69 🌍. Terus lompat 6 tahun kemudian (2021), skor dunia udah berada di angka 144! 🌍🤯
Daaan kalo dipecah per negara, ini lah negara-negara yang paling banyak gunain robot (beserta skor robot density-nya):
- 🇰🇷 Korea Selatan - 1.000
- 🇸🇬 Singapura - 670
- 🇯🇵 Jepang - 399
- 🇩🇪 Jerman - 397
- 🇨🇳 Cina - 322
Kesimpulannya apa? Populasi robot di dunia ini tuh udah banyak banget. Sekalipun, sekali lagi — kita jarang banget ngeliat sang robot — tapi sangat mungkin jumlah mereka udah mencapai ratusan juta, saat ini di seluruh dunia. 🌍
Tapi terus pertanyaannya, kenapa robot sebanyak ini kebanyakan adanya di pabrik? Apakah bikin robot di luar kebutuhan pabrik, adalah hal yang susah banget? 🤔
Jawaban simpelnya, iya susah 😅 tapi kita patut optimis. Kenapa?
Karena nggak cuma si Optimus buatan Elon Musk, tapi udah ada ratusan perusahaan robot di seluruh dunia, yang dapet pendanaan besar, dan lagi berlomba-lomba untuk bikin robot-robot keren dengan berbagai kegunaan! 😮
Yuk, mari kita lihat contoh-contohnya!
Robot-robot terkini
Oke, kita akan ngeliat gimana bentuk-bentuk robot paling canggih di hari ini! 😎
Tapi mungkin pembahasan ini harus di-update dalam 1-2 tahun, karena perkembangan industri robot kan cepet banget ya. 😅 Tapi yaudah tanpa berlama-lama, inilah dia:
🐕 Boston Dynamics
Perusahaan ini (yang udah lumayan terkenal di internet) bikin robot berbentuk manusia dan anjing — yang sempet menghebohkan dunia — karena robotnya ini bisa jalan, lompat dan ngelewatin berbagai rintangan kayak manusia beneran! 😮
Ceritain dengan kata-kata rasanya nggak cukup, jadi kalian wajib nonton video ini aja (durasi 1 menit 20 detik):
Dan wajib nonton juga robot buatan Boston Dynamics berbentuk anjing (durasi 45 detik):
Gimana, udah pecah belom kepala kalian? 🤯 Apa yang kalian rasain, terpukau atau justru ngeri? 😨
Fakta uniknya, Boston Dynamics udah sempet berkali-kali berganti pemilik. Mulai dari Google, Softbank (ini tuh investornya Uber), daaan sampe sekarang akhirnya dibeli sama Hyundai (yup, Hyundai yang bikin mobil).
Kenapa? Karena buat bikin teknologi robot tersebut, Boston Dynamics butuh waktu puluhan tahun dan duit yang banyaaaak banget. 💰
Tapi sekarang, hasilnya pun udah keliatan. 👏 Bahkan sampe menginspirasi lahirnya perusahaan robot ala Boston Dynamics tapi versi Cina, yang ikut-ikutan nyoba bikin robot anjing lincah!
🚗 Cruise
Beda sama Boston Dynamics, perusahaan kali ini — yang bernama Cruise — udah punya ratusan robot yang ‘berjalan’ di 3 kota di AS!! 🇺🇸😮
Robotnya ini berbentuk mobil 🚗 tapi bisa nyetir sendiri. Yup, beneran kayak udah di masa depan!
Liat penampakannya lewat video ini (durasi 1 menit):
Cruise punya target untuk meluncurkan 1 juta robotaxi pada 2030 di seluruh dunia. 😮 Tapi apakah Cruise bisa jalan di jalanan Indonesia yang bolong-bolong? 😂 Mari kita nunggu mereka software update ya.
Yang bikin seru, Cruise punya banyak kompetitor di bidang robot taksi ini. Mulai dari Waymo, Zoox, Comma, Tesla, sampe BMW. Ini tandanya persaingan pun akan makin memanas di tahun-tahun mendatang! 🔥
Contohnya, BMW menargetkan di tahun 2025, akan ngeluncurin mobil ‘jalan sendiri’ dengan kecerdasan level 3. 👀 Eh tapi maksudnya apa ‘level 3’?
Jadi, di bidang mobil jalan sendiri ini, ada 5 level kecerdasan:
- 🚗 Driver assistance: Ada fitur-fitur untuk ‘membantu’ nyetir. Tapi sang supir (manusia) masih ngontrol mobilnya 100%.
- 🚨 Partly automated driving: Robot mulai sedikit ngambil alih, tapi sang supir manusia masih harus jagain kendalinya.
- 😴 Highly automated driving: Di situasi tertentu, sang supir udah nggak perlu jagain kendali mobilnya sama sekali.
- 💽 Fully automated driving: Mobil udah sepenuhnya diambil alih robot dan bisa jalan sendiri sepenuhnya. Tapi sang supir bisa ambil alih kendali, kalo dia pengen.
- 🤖 Full automation: Manusia cuma boleh jadi penumpang. Semua kendali dipegang sama robot, tanpa pengecualian.
Gimana, udah kebayang kan? Yang pentinggg, semoga persaingan sengit ini semua, bisa bikin teknologinya jadi dateng lebih cepet ya! 😆
🎐 Aerones
Oke, beralih ke bidang yang lebih spesial. Aerones ini bikin robot yang punya keahlian buat memperbaikin turbin angin. Karena ternyata, teknisi turbin angin itu salah satu pekerjaan paling bahaya di dunia.
Ini wajar, karena turbin angin itu rata-rata tingginya itu setara sama patung liberty! 🗽🤯
Aerones udah berhasil perbaikin ribuan turbin angin di seluruh dunia — menyelamatkan banyak nyawa para teknisi turbin angin — dari potensi kecelakaan mematikan. 👏 Mau liat penampakannya? (durasi video 2 menit)
Oke, lanjut ke robot berikutnya.
👩 Hanson Robotics
Pernah denger robot bernama Sophia, dengan tampang kayak gini:
Waktu diluncurin tahun 2016, Sophia langsung menghebohkan dunia. Dia diundang tampil ke banyak acara-acara TV terkenal dunia, kayak The Tonight Show dan Good Morning Britain.
Bahkan Sophia diberikan gelar ‘penduduk robot pertama di dunia’ sama PBB dan dijadiin duta robot! 🇺🇳
Selain punya ekspresi muka yang kayak manusia, Sophia juga punya kepribadian dan kecerdasan yang bisa dibilang menghebohkan pada masanya.
Contohnya, Sophia sempet bercanda pengen ngancurin umat manusia 😨😂 atau bercanda pengen punya anak.
Sebagai duta robot PBB 🇺🇳 Sophia pun pernah mampir ke Indonesia, dan ngobrol bareng sama Chelsea Islan! 😆
🦿 Engineered Arts
Sekarang kita bahas saingannya Sophia, yakni Ameca. Si Ameca ini juga punya ekspresi muka dan tubuh yang kayak manusia banget. Ngalahin Sophia bahkan kalo bisa dibilang.
Liat penampakannya deh, keren banget. Tonton 30 detik di awal video ini aja:
Yang beda dari Ameca dengan robot lainnya adalah tujuannya. Gimana tuh maksudnya? Jadi Ameca dibuat dengan tujuan menjadi ‘platform’ robot.
Tubuhnya bisa dimasukin kecerdasan buatan (AI) yang bentuknya macem-macem. 👀
Ibarat smartphone, yang bisa diinstal aplikasi macem-macem, Ameca pun nantinya sama. Para programmer mungkin bisa bikin Ameca jadi tukang angkat-angkat barang di pabrik 🏭, jadi tukang masak 🧑🍳, atau jadi tentara. 🪖
Engineered Arts, perusahaan pembuat Ameca, memandang bahwa AI itu beda dengan robot. Sekalipun sering dibilang sama. 🤖
- Robot itu adalah gabungan dari 💿 AI (software) dan 🦿 badan robot (hardware).
- Persis kayak manusia, yang punya 🧠 otak (software) dan 💪 tubuh (hardware).
Konsep ini disebut oleh Engineered Arts sebagai perkawinan antara AI (artifical intelligence) dan AB (artifical bodies). Keren banget! 👏
🐰 Living.ai
Oke, robot yang kali ini, kayaknya paling lucu. 😖 Namanya adalah Emo, sebuah robot yang bisa jadi peliharaan! 😮
Emo ini robot yang bisa jadi temen kalian kerja dan belajar. Tinggal ditaro di meja, kadang Emo akan ngajak ngobrol, bahkan ngisengin kalian! 😆
Emo akan ngembangin kepribadian dan sifat diri yang makin unik, kalo makin sering berinteraksi sama kalian. Emo bisa marah, sedih, bahkan sakit (kena flu). 😂
Nggak kayak melihara kucing atau anjing, Emo nggak perlu dikasih makan. Tinggal di-charge aja tiap hari. Dia bakal lanjut ngisengin kalian tiap hari.
Daaan yang paling keren, Emo udah dijual di mana-mana. Termasuk di Indonesia. 🇮🇩 Apakah kalian tertarik beli? (kalo ada duit 🤣)
Sebenernya masih banyak banget contoh-contoh robot yang lagi dikembangin. Cuma kayaknya tiap robot bisa jadi pembahasan sendiri satu-satu, saking pada kerennya. 😅
Tapi kesimpulannya, ini semua adalah contoh nyata bahwa robot juga mulai muncul di luar pabrik! 🏭
Catatannya adalah, kebanyakan para robot ini masih dalam tahap uji coba. Karena sekali lagi, mungkin gampang untuk kita bikin ‘mesin’ (e.g plang parkir otomatis, lampu merah, kipas angin) tapi susah banget untuk kita bikin ‘mesin cerdas’ alias robot, yang bisa diandalkan, pintar dan aman.
Tapi kalo kita lompat beberapa tahun ke depan, dengan tingkat kemajuan robot kayak sekarang, kira-kira dunia udah bisa jadi kayak apa sih? Apakah robot bakal beneran udah di mana-mana?
Nah biar kebayang bagaimana robot akan mengubah dunia kita, ayo kita bedah, industri-industri apa aja sih yang kira-kira bakal didatengin robot duluan. Mari meluncur! 🚒
Industri yang akan terdampak
Emang udah ada industri-industri yang udah ‘biasa’ pake robot, misalnya:
- 🚘 Industri otomotif (mobil, motor dan kendaraan lainnya)
- 💻 Industri elektronik (chip komputer, laptop, handphone, dll)
- 📦 Industri gudang dan logistik (nyimpen dan ngirim barang)
- 🧪 Industri farmasi (bikin obat dan bahan kimia)
- 🌾 Industri agrikultur (pertanian, perkebunan, peternakan)
Tapi di luar dari ini semua, ada juga industri-industri yang lagi ngalamin perubahan besar. Apa aja?
🍔 Industri restoran
Lebih tepatnya, industri restoran cepat saji (fast food). 🍟
Contohnya di Amerika 🇺🇸, karena makin dikitnya orang ngelamar kerja jadi pekerja restoran; para restoran cepat saji di Amerika pun mulai masang robot sebagai penggantinya.
Dan ternyata, biayanya pun diitung-itung juga lebih murah (dalam jangka waktu panjang).
Mulai dari yang masak makanannya 🍳, bayar makanannya 💵, sampe nganter makanannya 🚚; udah satu persatu bisa digantikan sama robot.
Contohnya, baru-baru ini aja McDonald’s membuka toko yang 100% nggak ada pegawainya. 🤯 Kalian akan dilayanin 100% sama robot!!
Dan dengan cara ini, McDonald’s pun bisa bikin tokonya jadi jauh lebih kecil. Karena nggak perlu ada lagi ‘manusia’ yang kerja. 💀 Coba liat deh sambil mangap 😮 :
Dan nggak cuma McD, tapi restoran siap saji lainnya di Amerika — mulai dari Chipotle, White Castle sampe Starbucks — semuanya udah mulai secara agresif pake robot di toko-tokonya.
Di Indonesia pun nggak ketinggalan 🇮🇩🎉 Family Mart di Grand Indonesia, Jakarta, contohnya. Kalian udah bisa mesen dan dibikinin minuman sama robot! 👏
Tapi tetep, karena industri restoran 🍟 adalah industri yang banyak berinteraksi dengan pelanggan — beda sama robot yang ada di pabrik yang kerjanya lebih ‘gampang’ 🏭 — bikin banyak pemain-pemain besar di industri restoran masih meragukan bahwa semua kemajuan ini masih cuma sekedar ‘pertunjukkan’ dan masih jauh dari kenyataan.
💉 Industri kesehatan
Nah kalo bergeser ke industri kesehatan, bisa jadi kita malah lebih optimistis. Karena jangan kaget kalo dokter-dokter sekarang operasinya udah mulai dibantu sama robot. 😮
Mulai dari robot operasi 🪡, robot pembantu terapi 💆♀️, robot peracik di laboratorium 🔬, sampe robot perawat 👩⚕️. Semuanya, mulai perlahan-lahan, digunakan di seluruh dunia.
Contohnya, seorang ibu dari Skotlandia 🏴 berhasil sembuh 100% dari kanker stadium tiga-nya, setelah dioperasi sama robot, dengan teknik yang sangat-sangat inovatif.
Dengan bantuan robot, operasi yang tadinya sulit dilakuin sama tangan manusia, jadi bisa dilakuin dengan tangan dan laser robot yang sangat sangaaat akurat 🎯 (dan sangat cepat 🕑).
Industri robot di kesehatan adalah salah satu yang paling cepat bertumbuh. Diprediksikan bakal bernilai 💰 50 miliar dollar di tahun 2030.
🪖 Industri militer
Nah kalo ini yang malah ngeri.
Perang Ukraina-Rusia berhasil bikin perang jadi kerasa kayak video game 😨 di mana seorang prajurit bisa dibunuh hanya dengan drone yang dikontrol lewat controller Xbox. 😭
Banyak pakar memprediksikan perang masa depan akan didominasi sama lautan drone yang bisa ditargetkan dengan sangat sangaaaat akurat. 🚁
Boston Dynamics pun, perusahaan robot yang sebelumnya kita bahas di atas, pernah bikin robot militer bernama Big Dog. Meskipun nggak dikasih senjata, tapi robot berbentuk anjing ini bisa ngebawain tas para prajurit (berisikan peluru, peralatan, makanan) yang beratnya bisa sampe 20 kilogram lebih! 😫
Dan selain buat bawa barang, ada juga robot yang dipake buat bersihin ranjau 💣, nyari orang ilang 🔍, sampe jadi mata-mata 👁️.
Gimana, ngeri nggak sama perang masa depan? Kayaknya ini bakal bisa jadi pembahasan yang lengkap lagi sendiri ya.
Tapi oke, kayaknya sampe sini kita udah bisa ngebaca polanya.
Mau apapun itu industri dan bidangnya, kayaknya teknologi robot tuh akan selalu bisa ngebantu dan punya ‘peran’ — mau itu sifatnya sebagai asisten, atau 100% menggantikan.
Kendalanya, tinggal gimana caranya harga para robot ini bisa lebih murah. 💰 Nah ini yang susah. 😅
Tapi kalo dari tadi kita bahasnya itu tentang dampak robot terhadap industri — yakni sudut pandang dari para pekerja dan perusahaan — bagaimana dampak robot dengan kehidupan kita sehari-hari? Akan jadi seperti apa masyarakat yang hidup makin berdampingan dengan robot? 🤖👨👦
Bagaimana para robot akan mengubah dunia
Mungkin banyak yang belom tahu, bahwa negara sekeren Jepang 🇯🇵 punya masalah yang sangat besar. Penduduknya makin tua 🧓 sedangkan jumlah anak mudanya makin dikit.
Ini artinya, negara Jepang bentar lagi akan kekurangan tenaga kerja secara besar-besaran. 😮
Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah Jepang punya solusi unik. 👀 Mereka meluncurkan kampanye gila bernama “🤖 hidup bersama robot di tahun 2025.”
Kampanye ini mengajak warga Jepang untuk mulai menerima ‘robotic lifestyle’ — yakni gaya hidup sehari-hari yang akan banyak dibantu oleh robot. 🧑🦼
Karena pemerintah Jepang berencana untuk pake robot sebagai pengganti terhadap kurangnya tenaga kerja anak muda di Jepang. 👦👧
Di kampanye ini, memperlihatkan seorang keluarga harmonis. 👩👩👧👦 Ada ayah, ada ibu, ada anak laki-laki, ada anak perempuan, dan ada… Robot! 🤖 Si robot ini pun diperlihatkan sebagai bagian dari anggota keluarga. 😮
Mungkin kita bisa ketawain imajinasi orang-orang Jepang ini. Tapi hal ini berpotensi besar banget untuk mengubah dunia. Kenapa?
Karena kadang untuk sebuah teknologi bisa maju pesat, kita tuh butuh perubahan budaya-nya juga. ✊
Contoh aja masa Rennaisance di 🇮🇹 Italia jaman dulu. Seni dan teknologi tiba-tiba jadi sangat didukung sama masyarakat, bikin perkembangan seni dan teknologi jadi pesat banget saat itu.
Atau budaya bikin startup di Silicon Valley, Amerika. 🇺🇸 Bikin startup terus gagal, adalah hal yang biasa dan dimaklumi.
Yang akhirnya bikin orang berani untuk bangkit lagi sekalipun udah berkali-kali gagal. Sampe akhirnya banyak startup sukses lahir di Silicon Valley.
Mungkin sama halnya dengan kampanye ‘hidup bersama robot’ di 2025 ini. 🤖 Kalo kampanyenya sukses, hal ini bisa mengubah pandangan masyarakat Jepang (dan dunia), yang menganggap tadinya robot adalah musuh, menjadi robot adalah teman. 👋
Karena selama ini, khususnya di budaya barat, banyak contoh yang memperlihatkan robot adalah musuh. Kayak di film “Terminator” atau “2001: A Space Odyssey”. 😡
Sedangkan Jepang, punya banyak contoh-contoh yang menunjukkan bahwa robot adalah teman. Kayak di serial “Doraemon” dan “Astroboy”. 😇
Jadi, jangan heran, kalo nantinya kalian punya anak cucu yang punya temen deket robot, bukan manusia. 🤖 Padahal kalo ngeliat sekarang (di generasi kita saat ini) robot seringkali dianggap musuh yang mengerikan…
Karena mereka ‘ngerebut’ pekerjaan kita. Bikin kita jadi pengangguran. 😰
Kalo kita beneran nanti berhasil ‘memanusiakan’ robot, hal yang sangat sangat gila akan terjadi.
Jadi gini. Bayangin, suatu hari, mungkin kita akan menghitung para robot ini (akhirnya) sebagai penduduk atau warga negara. 😮 Hah!? Kenapa gitu?
Logikanya, bukan kah mereka juga ‘bekerja’ dan berkontribusi terhadap perekonomian negara, seperti halnya penduduk manusia lainnya?
Suatu hari mungkin omongan Elon Musk ini akan jadi kenyataan:
Mungkin akan ada negara-negara kayak Jepang 🇯🇵 yang akhirnya menerima robot sebagai populasinya. Tiba-tiba populasi mereka meledak jadi 300 juta. Menyaingi jumlah populasi (manusia) Indonesia 🇮🇩 dan Amerika 🇺🇸.
Perekonomian Jepang meningkat pesat, berkali-kali lipat. 📈 Bahkan bisa mengalahkan perekonomian Indonesia dan Amerika. Sekalipun hanya 20% penduduk Jepang adalah manusia.
Jelas, alasannya karena penduduk robot Jepang 10x lebih produktif daripada penduduk manusia pada umumnya. 🏭
Lama-lama negara-negara di dunia akan mulai berpikir kayak Jepang. Punya banyak penduduk manusia (kayak India 🇮🇳 dan Cina 🇨🇳) nggak lagi terasa ‘menguntungkan’. Lebih baik punya banyak penduduk robot aja, yang lebih menguntungkan.
Oke oke, mungkin contoh di atas tuh ekstrim banget. 😬 Tapi intinya, kebutuhan dan keinginan untuk lebih ‘produktif’ ini lah, yang akan jadi alasan revolusi robot (dan kecerdasan buatan/AI) hampir pasti akan terjadi di dunia.
Oke, garis bawahin lebih produktif, bukan kerja lebih keras 💪 atau lebih lama 🕑 ya.
Hah bentar, maksudnya gimana? Kenapa harus digaris bawahin? 🤔
Biar ngerti, ayo kita langsung pake contoh.
Di Amerika 🇺🇸, jumlah jam kerja di tahun 1993 dan 2013 📅 itu hampir sama, nggak ada kenaikan.
Tapi yang mengejutkannya, produktivitas para pekerja Amerika naik sampe 42%! 📈 Dengan jam kerja yang sama, mereka menghasilkan perekonomian sebesar 3,5 triliun dollar lebih banyak buat negara Amerika!
Kenapa bisa begitu? Apakah mereka pake tuyul?
Nggak dong 😢 masa orang Amerika pake tuyul.
Oke, jawabannya itu ternyata karena para pekerja Amerika ini menggunakan alat yang lebih bagus 🔧, punya pengetahuan yang lebih bagus 🧠, dan ngelakuin hal-hal lainnya yang pokoknya bikin kerjaan mereka lebih efisien.
Intinya, mereka bekerja lebih ‘pintar’, bukan lebih keras. Dan membuahkan hasil yang bagus banget.
Nah, bekerja lebih ‘pintar’ ini lah yang artinya juga bisa menggunakan robot, biar lebih produktif. Dan ketika ada budaya baru yang lahir di mana mereka pro-robot. Maka kata bisa tadi, akan berubah jadi akan.
Dan di situ lah, revolusi robot, akan dimulai 🔥 di mana dunia… Tak akan pernah lagi sama. 🌍
Mungkin sisi baiknya, manusia nggak lagi perlu kerja yang membahayakan nyawa. 🚑 Di Amerika 🇺🇸 aja, yang terhitung negara maju — ada 13 orang mati tiap harinya karena kecelekaan waktu jalanin pekerjaan.
Sedangkan di skala dunia 🌍 perkiraannya ada 1 juta orang mati karena pekerjaan mereka, tiap tahunnya. 😭🥀
Di sisi lainnya, banyak orang lain mati karena ‘kesalahan’ (human error) seorang pekerja manusia. Nahhh dengan adanya robot, pekerjaan yang rentan sama human error, bakal bisa digantiin, dan jadi lebih aman buat semuanya.
Bahkan di hari ini aja, udah ada perusahaan yang fokus di bidang (asuransi) menjamin keselamatan kerja robot. Pokoknya layanan ini bakal bikin kita (manusia) makin merasa nyaman dan aman ketika lagi dilayanin sama robot. Entah lagi naik taksi robot, atau lagi mesen barang yang dianterin robot. 🚕
Dan kesimpulannya, mungkin ini semua adalah bayangan — bagaimana keseharian kita dapat berubah — di jaman di mana kita udah bisa menerima hidup yang berdampingan bersama robot. Tapi, apakah… Kita akan menerima mereka segampang itu?
Dampak mengerikannya
Oke langsung aja ke poinnya 😬 sebenernya alasan terbesar kebanyakan orang pada takut sama robot dan nggak mau nerima mereka tuh karena takut ‘digantikan’. Simpel banget kan?
Apalagi kalo teknologi robot ini dipegang sama segelintir orang aja. Mereka akan kaya raya banget. Sedangkan kita akan makin miskin. 😨
Tapi percaya nggak, mimpi buruk ini mungkin akan kejadian, tapi dengan catatan besar. Kenapa? Karena ketika sang robot menciptakan barang atau jasa, maka perlu ada orang yang menikmati dan membayar barang atau jasa tersebut. 💵
Simpelnya gini. Bayangin ada robot yang tugasnya bikin 1 juta mobil 🚗 tapi setelah jadi, karena masyarakatnya pada miskin, mobil tersebut nggak laku. 😂 Karena pada nggak punya duit. Akhirnya si orang kaya (pemilik robot) pun jadi ikutan miskin.
Nah makanya yang paling mungkin akan kejadian, kita akan punya belasan tahun transisi, dari masyarakat pra-robot ke masyarakat pro-robot.
Mungkin hal-hal mengerikan (e.g pekerjaan kita diambil, robot akan hanya dimilikin orang-orang kaya, dll) akan terjadi, tapi mungkin pemerintah-pemerintah di dunia akan segera mulai ngambil langkah kebijakannya.
Contoh langkah kebijakannya yang oke, menurut Bill Gates, adalah untuk para manusia terus ngembangin diri secara kemampuan dan nyari makna hidup pribadi masing-masing (di luar pekerjaan).
Pasti dalam waktu transisi belasan tahun tersebut, akan ada aja hal-hal yang robot belom bisa lakuin (secara bagus). Dan makna hidup nggak harus melulu dikaitkan dengan pekerjaan. 🌍
Sedangkan secara ekonomi, Bill Gates berpandangan, bahwa ‘penduduk robot’ pun juga harus dikenain pajak. Mirip kayak pekerja manusia.
Jadi negara bisa ngasih duitnya balik ke penduduk manusia. Yang akhirnya memutar roda perekonomian. 💰
Mirip kayak di hari ini, di mana orang kaya dikenain pajak lebih besar, biar duitnya diputer jadi subsidi buat ngebantu orang miskin.
Pusing ya? Ya emang begitu, ekonomi emang kenyataannya bentuknya muter-muter. 😅
Tapi mengerikannya lagi, kalo kemudian masalahnya bakal jadi lebih ribet di mana mungkin kita mulai nganggep para robot ini ‘teman’ kita, dan bukan lagi cuma jadi sekedar alat produksi. 🏭
Apakah robot bakal punya ‘hak asasi hidup robot’? Apakah mereka perlu dihormati? Apakah mereka akan terus di bawah, atau akan setara kedudukannya dengan manusia?
Apapun itu, situasi ini tuh mirip kejadian dalam sejarah, ketika jaman dulu bangsa Eropa nganggep orang Indian di benua Amerika itu ‘bukan orang’. Mereka adalah budak. Mereka adalah alat produksi.
Tapi di tahun 1537, seorang Paus (ketua agama Katolik ⛪) bernama Paul III, menerbitkan peraturan bernama “Sublimus Deus”. Isinya bilang bahwa orang Indian juga manusia.
Mereka punya otak dan perasaan. Mereka juga berhak atas kebebasan dalam hidup dan boleh punya hak memiliki barang, kayak manusia lainnya.
Makanya, mungkin ada waktu di mana kita akhirnya mengakui bahwa para ‘robot pekerja’ kita, juga punya hak dan kebebasan. 👦🤖
Karena mungkin, kita mulai makin sadar bahwa robot yang kita suruh-suruh dan ajak bicara, punya kemiripan-kemiripan kayak kita manusia.
Tapi bayangin robot yang bentuknya dan kecerdasannya nanti udah mirip sama manusia. Di situ lah dilemma-nya bisa terjadi.
Kalo diterusin, ini akan jadi pembahasan yang panjaaaang banget dan berliku-liku. 😬
Tapi terus, pertanyaan berikutnya, bisa nggak sih kita percepat kemajuan teknologi robot ini? Apa sih tantangannya bikin robot ini kebanyakan masih mahal-mahal dan belom bisa kita beli buat di rumah?
Tantangan para robot
Oke, ada alasan kenapa Optimus-nya Elon Musk dan banyak robot lainnya punya badan kayak manusia. Karena tantangan terbesar para robot adalah bagaimana caranya para robot bisa ‘hidup’ beradaptasi di dunia para manusia.
Hah gimana-gimana maksudnya? 😅
Intinya, sang robot akan hidup di dunia manusia, yang situasinya:
- 🔨 Butuh bentuk tangan dengan 5 jari buat menggenggam sumpit dan palu
- 🪜 Butuh bentuk 2 kaki buat naik turun tangga nggak jatoh
- 🚪 Butuh tinggi setinggi rata-rata manusia biar nggak kejedot waktu buka pintu
Makanya kebanyakan bentuknya humanoid. Bukan bentuk tangan-tangan doang, bulet, kotak, mobil, pesawat terbang atau bentuk aneh lainnya.
Sesimpel karena kita pengen sang robot ngelakuin hal-hal yang manusia biasanya lakuin.
Bagi seorang manusia pun, kadang butuh 12 tahun (SD-SMA) buat belajar gimana caranya ‘hidup’ di dunia manusia. Gimana dengan robot?! 😅
Makanya, yang keren, kita sekarang tuh lagi ada di tahap untuk bisa bikin robot humanoid yang bisa ngejalanin banyak macam pekerjaan, nggak cuma satu doang (kayak robot di pabrik). Dan ini tuh hal yang susaaaah banget!
Tapi mau tahu hal yang bikin optimis?
Diem-diem di tahun 2022 kemaren, sebuah perusahaan bernama Everyday Robots, yang didukung sama Google, berhasil bikin terobosan besar. Apa itu?
Mereka berhasil bikin robot yang bisa disuruh-suruh. Contohnya ketika disuruh, “ambilin kerupuk di dapur dong.” Sang robot pun berhasil ngelakuin.
Padahaaaal, sang robot tuh belom pernah sama sekali sekalipun ngeliat dapurnya. 🤯
Ini artinya, sang robot (bernama RT-1) ini berhasil pake matanya untuk nyari kerupuk tersebut, dan berhasil ngambil pake tangannya, dan berhasil jalan untuk nganterin kerupuk tersebut. 🤯🤯🤯
Biar nggak dibilang boong, coba liat video di bawah ini, di menit 5:45.
Terus kalo kita beralih ke robot Optimus-nya Elon Musk, sekalipun diejek, “nggak ada yang spesial” dari kemampuannya, tapi tetep wajib kita acungin jempol juga. Kenapa?
- 📅 Baru dimulai: Optimus baru mulai dibikin di pertengahan 2021. Yakni umurnya baru sekitar 8 bulan dari waktu peluncuran. Meskipun kemampuannya baru ‘dasar’, tapi pengembangannya tuh cepet banget! Bayangin 1-2 tahun lagi.
- 🧠 Software: ‘Otak’ dari robot ini akan ditenagai kecerdasan buatan dari mobil Tesla, yang sekali lagi (meskipun masih terus berkembang) juga udah terbukti ampuh di jalanan.
- 🔋 Baterai: Robot ini secara hardware akan ditenagai baterai mobil Tesla, yang udah terbukti bisa diandalkan di jalanan.
Dan yang keren adalah, Optimus ini bisa jadi akan menyelesaikan tantangan terbesar lain yang bikin robot belom mainstream sampe sekarang: kemahalan.
Dengan pabrik-pabrik Tesla, robot Optimus ini rencananya nanti bisa dibeli cuma seharga 300 jutaan rupiah! 💰 Buat itungan robot, ya ini murah.
Karena kebanyakan robot itu sekarang dibikinnya masih satu-satu, belom produksi masal.
Ketika Optimus, atau robot lainnya udah bisa jual robotnya dengan murah, maka bisa aja dunia kita langsung berubah drastis.
Tahun 2030 bisa jadi bener-bener beda dari tahun 2023.
Mungkin (sekali lagi, kalo bisa dijual murah) mobil jalan sendiri udah di mana-mana, dan robot pelayan berbentuk humanoid, juga udah di mana-mana. 😮
Kesimpulan
Kalo balik pake kacamata realistis, kayaknya robot pelayan yang hadir di rumah-rumah kita, masih lumayan jauh dari kenyataan. 😢 Masih banyak tantangan secara teknologi, ekonomi, dan juga pandangan sosial yang perlu diberesin satu-satu.
Tapi gapapa, setidaknya kalian yang udah baca pembahasan ini — bisa lebih beruntung hidupnya — karena kalian jadi bisa lebih bisa siap-siap di masa ‘transisi’ pra-revolusi robot di hari ini. Persis kayak kata Bill Gates yang kita udah bahas sebelumnya.
Pakai lah waktu ini buat memikirkan ulang segala cita-cita (karir) kita dalam hidup. Karena masih banyak orang yang ‘menggantungkan’ tujuan hidupnya di pekerjaan.
Meskipun nggak salah, tapi apakah manusia hidup hanya untuk bekerja? Apakah bisa tujuan hidup kita hanya bermain? Melukis, baca buku, nonton Netflix dan ngumpul bareng keluarga/temen-temen seharian? 🏖️
Tapi kenyataan pahitnya, ketika manusia nggak ada pekerjaan, banyak dari mereka ngalamin depresi atau stres berat. Apalagi di era robot nantinya, di mana mungkin kata ‘pekerjaan’ semakin hilang maknanya. Nggak kayak jaman dulu lagi.
Oke, tapi biasanya hidup itu nggak selalu hitam-putih. Ada orang yang memprediksikan kiamat. Ada orang yang bilang dunia baik-baik aja. Kenyataannya seringkali ada di tengah-tengah. Di warna abu-abu. 😏
Mungkin justru kita akan menyambut baik dan berteman dengan para robot. Atau mereka bukan menggantikan, malah jadi akan asisten pekerjaan kita. Persis kayak Iron Man (Tony Stark) yang kerja bareng sama Jarvis buat numpas kejahatan! 🦹♂️
Jadi gimana menurut kalian? Sekalipun kayaknya robot pelayan akan masih lumayan jauh ada di keseharian kita, tapi kalo ada, akan seperti apa dunia kita di masa depan?
Sebelum kalian pergi…
Jangan lupa untuk dukung terus Kok Bisa dengan cara langganan newsletter Kok Bisa ya ✉️ untuk dapetin cerita-cerita seru dan perkembangan sains serta teknologi terbaru dunia!
Tapi bagi kalian yang mau komentar dan hobinya diskusi 💬 silakan ikutan ngobrol tentang Transhumanisme ini dan perkembangan sains-teknologi terkini lainnya di Discord Kok Bisa.
Dan seperti biasa, terima kasih! 👋