🌍 Misteri Benua Pangea: Daratan Raksasa yang Pernah Ada?

Apa jadinya jika seluruh daratan bersatu dalam satu benua raksasa? Kedengerannya mustahil. Tapi, itulah masa lalu planet kita, ratusan juta tahun yang lalu...

Ada yang pernah mikirin ngga, kenapa kalo kita ngeliat peta, benua-benua yang ada bentuknya kayak … puzzle? 🧩

Liat deh… Afrika sama Amerika Selatan kayak cocok kalau nempel ya?

Apakah kalo disatuin, jangan-jangan mereka semua bakal nyambung? Ya, mungkin pertanyaan ini ada di bayangannya sebagian dari kita. Atau malah, udah dipendem dari kecil—cuma masih belum dapet jawabannya.

Oke, buat jawab pertanyaan ini, singkatnya … bener! ✨

Ini karena di sekitar 300 juta tahun yang lalu, seluruh kepingan “puzzle” dari daratan yang ada di bumi pernah nyatu dalam satu benua super gede bernama Pangea. 🗺

Bentuk Pangea, yang disebut sebagai supercontinent ratusan juta tahun yang lalu.

Bayangin, pada zaman itu, enggak ada ❌ yang namanya:

  • pulau Sumatra,
  • Papua,
  • Jawa,
  • Sulawesi, atau
  • pulau Honshu dan Hokkaido
  • Benua Australia
  • sampe Antarktika!

Semua bersatu dalam satu benua super gede bernama Pangea yang kalo ditotal-total ukurannya diperkirain sampe 150 juta kilometer persegi! 🤯

Ini ibarat …

Ibarat ribuan Pulau Jawa digabungin. Gila banget! 🤯

Ya, segala hal di zaman dulu emang kedengerannya gila. 🤪 Mulai dari dinosaurus yang seukuran gedung, sampe benua segede seluruh daratan yang digabung.

Tapi, apa ada yang kebayang, apa rasanya hidup di zaman kayak gitu?

Atau malah, akan seperti apa dunia kalo Pangea masih jadi tempat kita berpijak sekarang? 🤯

Mari kita menjelajah dan cari tau jawaban semua pertanyaan itu~

Seperti Apa Pangea di Zaman dulu?

Pertama, mari kita berkenalan dulu dengan satu daratan raksasa bernama Pangea.

Seperti kebanyakan istilah, nama Pangea (bacanya: pan-'jē-ə) juga diambil dari bahasa Yunani 🏛 (Pangaia) yang artinya “seluruh daratan yang ada di bumi”. Ya, jelas, ini karena sepertiga dari permukaan di bumi awal mulanya bergabung dalam daratan raksasa ini.

Selain super luas, dia ini juga dikelilingin sama samudra purba yang ukurannya kayak tanpa batas—karena hasil gabungan antara berbagai samudra yang ada sekarang—yang bernama Panthalassa. 🌊

Tentu, kita enggak ada yang bener-bener tau benua zaman dulu ini kayak apa. Tapi yang pasti, mereka gak tiba-tiba langsung kebentuk kayak gitu aja. 🌏 Malah sebenernya, Pangea baru satu dari tiga benua super yang pernah ada di bumi, bareng Rodinia dan Kolumbia (ke depannya bahas dua benua ini juga kali, ya? 👀).

Jadi, awalnya Pangea mulai kebentuk di 400-an juta tahun yang lalu, pas benua Amerika Utara dan beberapa bagian dari Eropa Timur bergabung. Perlahan, daratan raksasa yang isinya gabungan Amerika Selatan, Afrika, India, Australia, sampe Antarktika, dan Siberia mulai ikutan gabung. Daaan, di sinilah Pangea baru bener-bener nyatu, 300 juta tahun lalu.

Selain luas, gabungan dari daratan ini ternyata juga bikin iklim di daratan Pangea kebanyakan beriklim kering. 🥵 Dan kira-kira selama seratus jutaan tahun, banyak jenis hewan muncul dan “nguasain” benua itu. Mulai dari kumbang dan capung purba, sampai leluhur mamalia yang namanya Sinapsida.

Keliatannya kayak dinosaurus ya? Awas, jangan ketipu! Nama makhluk ini tuh Dimetrodon, seekor Sinapsida alias mamalia yang menyerupai reptil. (Sumber gambar: Wikimedia Commons)

Walaupun sayangnya, ternyata masa keemasan daratan raksasa ini juga barengan sama kejadian kepunahan massal 250 juta tahun lalu, ketika 90% spesies laut dan 70% hewan darat harus hilang dari bumi. 😱 Sungguh nyeremin.

Tapi, bukan berarti selama Pangea ada, daratan itu cuma kosong melompong aja. Karena pas bumi mulai masuk ke suatu periode di 230 juta tahun lalu, reptilia yang jadi nenek moyangnya buaya, 🐊 Archosaurus, mulai bermunculan. Malahan, hewan kayak dinosaurus juga akhirnya muncul untuk pertama kalinya dalam versi “beta”, alias versi pendahulunya 😅 (contohnya kayak Theropoda).

Dan kira-kira, begitulah gambaran dari benua super Pangea beserta para akamsi di dalamnya, yang terus bertahan sampe akhirnya beberapa bagian dari daratannya mulai terpecah di 175 juta tahun yang lalu.

Oke, kita udah ngobrol lumayan panjang soal Pangea. Mungkin, ada dari kalian yang cuma ngangguk-ngangguk aja, 😅 tapi bisa jadi, ada dari kalian yang malah ngeraguin keberadaan benua super ini. Hmm, sebenernya, enggak salah juga, karena emang emang gak ada yang pernah ke masa lalu dan mastiin kalo semua cerita ini beneran kejadian.

Jadi, pertanyaan selanjutnya: 🔍 tau dari mana kalo Pangea ini ada?

Tau dari Mana Kalo Pangea Ini Ada?

Ya, pertanyaan bagus. Buat tau dari mana, ide tentang Pangea ini pertama kali dateng di tahun 1912 dari seorang ahli geofisika asal Jerman bernama Alfred Wegener. Jadi pada suatu hari, Om Wegener kepikiran suatu pertanyaan (yang kira-kira kayak gini):

“Kok, benua Afrika sama Amerika Selatan bentuknya kayak dua keping puzzle ya? Apa jangan-jangan, kalo samudra Atlantik gak ada, apakah mereka bakal nyatu?”

Mirip-mirip kayak pertanyaan kita tadi. 😅

Ini fotonya Om Wegener. (Sumber gambar: Brandenburg Museum)

Rasa penasaran ini juga yang bikin Om Wegener terus neliti di bidang kebumian, bikin dia juga sadar kalo ada beberapa fosil yang serupa tapi kok … ditemuinnya di beda benua. Contohnya kayak 🐊 Mesosaurus, buaya purba yang fosilnya cuma ditemuin di Afrika bagian Selatan dan Amerika Selatan—yang bikin jadi mikir, kenapa cuma ada di dua tempat itu padahal lokasi kedua benua jauhan? 🧐

Atau fosil tanaman purba yang ditemuin di 🇳🇴 Norwegia, yang seharusnya hidup di zona tropis, tapi malah ada di daerah deket kutub. Temuan ini bikin spekulasi kalo Norwegia dulunya juga punya iklim tropis. 🧐🧐

Belum lagi bebatuan di Pegunungan Appalachian di 🇺🇸 Amerika Serikat bagian timur yang punya kemiripan secara geologis sama Pegunungan Caledonian di 🏴󠁧󠁢󠁳󠁣󠁴󠁿 Skotlandia—yang lagi-lagi ada di beda benua. 🧐 🧐 🧐

Daan bukan cuma itu aja bukti-bukti yang udah ditemuin. (Sumber gambar: National Geographic)

🧩 Semua kepingan misteri ini yang akhirnya bikin Om Wegener menduga-duga dan berhipotesis kalo zaman dulu dulu dulu banget, pasti ada satu masa di mana seluruh benua bergabung dalam satu daratan. Beliau nyebut daratan itu sebagai … wait for it, Pangea!

Ya, menurut beliau, selama jutaan tahun, daratan tunggal bernama Pangea ini bergeser-geser terus sampe akhirnya kayak benua zaman sekarang. Om Wegener juga namain fenomena pergeseran ini sebagai teori Continental Drift. ⚡ Keren ya nama teorinya. 😎

Walaupun kedengeran masuk akal, teorinya Om Wegener ini dulu sering dipertanyain sama para saintis. Katanya, teori Continental Drift masih minim penjelasan tentang kenapa para benua bisa tiba-tiba misah gitu aja—kayak kalian sama si dia yang tiba-tiba jadi kayak orang gak kenal. 🤪

Intinya, Om Wegener saat itu emang belom tau kenapa para benua bisa pada misah. Beliau ngira kalo bumi yang berputarlah yang bikin para benua bergerak menjauh. Walaupun, maap nih Om Wegener, ternyata bukan karena itu... 🙏

Beberapa puluh tahun kemudian barulah ditemuin kalo lempeng di permukaan bumi, yang disebut sebagai lempeng tektonik, yang jadi biang kerok kenapa para benua bisa bergerak menjauh.

Daan sampai akhir hayatnya, Om Wegener cuma kebagian *roasting-*an para saintis seputar teori Continental Drift-nya. 😅 Walaupun tanpa sadar, teorinya inilah yang bakal jadi fondasi buat dunia geologi dan teori lempeng tektonik di kemudian hari.

Dan ya, seperti yang kita tau, Pangea ini sekarang udah gak ada. Semua karena si lempeng tektonik yang bikin para benua jadi pindah tempat.

Oke, sekarang, kita masuk ke pembahasan selanjutnya.

Sebenernya, apa itu lempeng tektonik?

Kekuatan Penuh Misteri yang Tersembunyi di Dalam Bumi

Kalian pasti enggak asing kan sama gunung Krakatau?

Bukan Krakatau yang ini pastinya. 😅 (Sumber gambar: Nickelodeon)

Bukan, bukan yang meletus dari kepalanya si gurita pemain klarinet. Tapi yang ada di Selat Sunda.

Pernah kepikiran, apa yang bikin ada banyak cairan merah yang panasnya gak karu-karuan (bisa sampe 700—1.300 ℃) nyembur gitu aja dari dalem gunung Krakatau (atau gunung berapi lainnya)?

Atau kenapa bumi yang lagi adem ayem tiba-tiba ngerasain getaran yang begitu hebat—sampe bikin tanah bergoyang dan tembok-tembok di rumah pada retak?

Oke, dengerin baik-baik. Karena letusan gunung berapi, getaran dari gempa bumi, sampe alasan kenapa Pangea bisa terpecah-belah akan berhubungan sama satu teori satu ini. Ya, teori lempeng tektonik.

Jadi, begini teorinya. Kalo misal kita ngebelah bumi jadi dua, dan kita zoom ngeliat lapisan-lapisannya, kita bakal nemuin ini:

Gambar bumi kalo dilihat dalamnya. Liat garis biru tipis di paling atas? Cuma sedalam itulah samudra kita… (Sumber gambar: Encyclopædia Britannica)

Kita bisa liat kalo inti bumi ini punya beberapa lapisan. Di lapisan teratas, kita punya bagian yang berupa bebatuan keras yang isinya kebagi jadi beberapa lempengan—yang jadi tempat kita berdiri sekarang. Lapisan teratas ini biasanya disebut pake bahasa keren, yang namanya litosfer. Nah, lempeng-lempeng di lapisan litosfer ini “berdiri” di atas lapisan bawahnya lagi yang namanya Astenosfer.

Tenang-tenang. Kalian enggak perlu ngehafalin nama-nama ini, kok. Cukup baca dan ikutin aja. 🤣👍🏼

Oke, lanjut ya. Beda dari Litosfer, Astenosfer ini bukan bebatuan padat. Dia ini keisi sama magma-magma panas yang sifatnya lebih cair.

Dan, karena lapisan bawahnya lagi dari Astenosfer ini suhunya super bikin gerah, panas yang ada di dalem pun ngerambat ke atas, bikin magma yang ada di lapisan Astenosfer jadi ke sana ke mari—dan akhirnya, bikin lempengan di atasnya, di lapisan Litosfer, jadi ikut kegeser-geser.

Pergeseran inilah yang jadi penjelasan kenapa gempa bumi bisa kejadian, gunung bisa meletus, sampe daratan bisa menjauh, mendekat, tabrakan, sampe bikin benua raksasa Pangea akhirnya berubah bentuk dan terpecah belah dari ini:

Dari yang bentuknya masih nyatu…

Jadi gini:

Jadi bumi kita sekarang~

Nah, peristiwa pergeseran ini juga yang disebut sebagai teori lempeng tektonik. Dan bukan cuma itu, pergerakan lempeng tektonik juga yang nyebabin kenapa pegunungan Himalaya bisa menjulang tinggi sampe ke awan.

Pegunungan Himalaya yang berlokasi di lima negara sekaligus (India, Nepal, Bhutan, Pakistan, and China) adalah rumah dari gunung tertinggi dari permukaan laut, gunung Everest (8.849 m). (Sumber gambar: Pixabay).

Faktanya, lempeng tektonik juga masih bergerak sampe sekarang! Kecepatan pergerakannya kira-kira 2—15 cm pertahun. Mirip-miriplah sama cepetnya kuku di jari kita tumbuh. 💅

Oiya, teori lempeng tektonik ini tuh juga revolusioner banget buat orang kebumian karena bisa ngejelasin banyak fenomena geologis yang ada di bumi kita. 🌏 Saking revolusionernya, pengaruh teori lempeng tektonik di dunia Geologi bahkan sampe disandingin sama teori mekanika kuantum ⚛️ di Fisika, atau penemuan teknik rekayasa genetik di Biologi. 🧬

Oke oke, sekarang kita udah tau alasan di balik kenapa si Pangea bisa terpecah belah sampe nyisain benua-benua yang bentuknya kayak puzzle berantakan. Tapi kalo lempeng tektonik masih terus bergerak, apakah berarti di masa depan (atau malah, dari sekarang) dunia juga akan bergerak terus? Kalo gitu, akan kayak apa bentuk bumi di masa depan?

Akankah Ada Benua 'Pangea' Lainnya di Masa Depan?

Kayak yang kita bahas di atas, Pangea itu bukan satu-satunya benua super yang pernah ada. Biar inget lagi, ada tiga benua super yang kita tau: Kolumbia, Rodinia dan Pangaea. Mereka ini bisa muncul beberapa kali karena benua super itu sebenernya sebuah siklus yang kejadian kira-kira setiap 600 juta tahun sekali.

Dan kerennya, kita sekarang lagi menuju ke pembentukan benua super baru akibat aktivitas vulkanis di dalam bumi yang terus bikin lempeng tektonik bergerak. Namanya adalah Amasia, sebuah benua super yang para ilmuwan perkirain akan muncul di beberapa ratus juta tahun ke depan.

Benua super Amasia ini muncul pas Lautan Arktik dan Laut Karibia menghilang, ditambah benua Asia yang bertabrakan sama Amerika dan akhirnya ngebentuk superbenua yang ngebentang di sebagian besar daerah belahan utara bumi.

Kalo penasaran gambarannya, kira-kira kayak begini penampakannya:

Kira-kira, akan kayak gini bentuk benua Amasia. (Sumber gambar: Davis, dkk.)

Tapi karena Amasia masih sebatas prediksi, ternyata masih ada beberapa perbedaan pendapat tentang akan kayak apa masa depan para benua nanti.

Contohnya aja, ada juga ahli yang ngira kalau tujuh benua yang ada saat ini akan ngebentuk yang namanya Aurica—sebuah daratan raksasa di mana benua Australia saat ini, bertemu dan bergabung dengan para benua lainnya di samudra Pasifik.

Kalo ini prakiraan benua Aurica. (Sumber gambar: Davis, dkk.)

Kemungkinan lainnya, akan terbentuk sebuah daratan besar ketika ukuran samudra Atlantik bertambah besar yang—bikin para benua sekarang jadi campur aduk dalam sebuah daratan bernama Novopangea:

Ada yang vote bumi di masa depan jadi berbentuk Novopangea aja? (Sumber gambar: Davis, dkk.)

Atau bisa jadi, bumi malah akan punya lautan yang bentuknya kayak kolam raksasa yang dikelilingin benua super yang ilmuwan namain sebagai Pangea Ultima.

Dan inilah benua super Pangea Ultima. (Sumber gambar: Davis, dkk.)

Gimana, dari kemungkinan yang ada, kalian lebih milih benua super yang kayak gimana buat di masa depan? 😅

Tapi … kalo dipikir-pikir, jika dalam ratusan juta tahun seluruh benua di bumi bergabung lagi, maka akan jadi apa nasib kita semua nanti? Mungkinkah negara-negara yang ada saat ini, masih bisa bertahan? Atau pada saat itu, kita semua udah pindah ke Mars? 🚀

Oke, mungkin kita cuma bisa nebak-nebak nasib kita di masa depan. Tapi ada pertanyaan seru lainnya: apa ada yang pernah kebayang, apa rasanya hidup di zaman pas seluruh benua bersatu dalam satu daratan?

Mari kita masuk ke pembahasan yang akan butuhin 🌈 imajinasi 🌈 kalian~

Apa Jadinya Jika Pangea Masih Ada?

Mari kita mulai dengan pertanyaan simpel. Apa jadinya kalo temen-temen kalian, yang tinggalnya tersebar di daerah yang beda-beda, tiba-tiba disuruh pindah buat tinggal serumah bareng kalian?

Kedengerannya sih seru, ya? Kita jadi sering ketemu dan main-main bareng. 🎮 Tapi mungkin, untuk beberapa lama aja. Karena kalo udah semakin lama tinggal sebelahan, kita mulai nyadarin kebiasaan buruk temen-temennya kita; kita mulai enggak nyaman, sampe-sampe akhirnya senggol-senggolan dan mulai berantem. 🥊

Kemungkinan ini juga yang bisa aja kejadian ke para penghuni dunia kalo Pangea masih ada sampai sekarang. Dan seremnya, bukan ini aja yang bakal kejadian. Ayo kita bahas~

Oke, coba kita anggep manusia dan peradabannya masih ada di dunia yang berbentuk Pangea. Awalanya mungkin kita bakal langsung kepikiran—akan ada di mana lokasi negara kita sekarang?

Nah, terima kasihlah ke sumber satu ini, karena dia udah bikin gambaran kayak apa bentuk negara-negara di dunia kalo Pangea masih ada.

Ini bentuk Pangea kalo masih ada sekarang. Pusing ya bacanya. 😵 (Sumber gambar: Visual Capitalist)

Bisa kita liat, dunia bener-bener beda dari bayangan kita. 😮

Negara-negara yang tadinya dipisahin sama lautan banyak yang jadi sebelahan: 🇦🇺 Australia jadi sebelahan sama 🇮🇳 India, 🇨🇳 Cina dan 🇦🇶 Antarktika; 🌍 Afrika Utara yang jadi nyatu sama Eropa Barat di sisi Utara dengan 🇧🇷 Brazil dan 🇺🇸 Amerika di sisi Barat; sampe negara kita yang … ehem, tunggu. Ada di mana negara kita? Ada yang udah ngeliat? 🧐

Kalo belom ketemu, clue-nya, 🇮🇩 Indonesia jadi makin dempetan dan ngumpul bareng negara-negara ASEAN. 😅

Ya, daratan yang jadi satu tentunya bikin kita gampang kalo mau ke mana-mana.

  • 🚌 Mau wisata atau ngunjungin temen yang beda wilayah? Bisa.
  • 🥦 Kirim-kirim bahan makanan atau barang-barang lain buat dijual-beliin? Makin gampang~
  • 📊 Mereka yang tadinya kesusahan buat nerima logistik karena lokasinya terpencil di tengah laut? Tentu jadi kebantu.

Banyak kegiatan jadi bisa dilakuin lewat roadtrip. Dan kemungkinan, kalo orang dan barang makin gampang berpindah, ekonomi suatu negara juga bakal ningkat.📈

Gak adanya batas-batas geografis terdahulu juga bikin berbagai budaya makin tersebar. 👨‍🎤Bahasa, musik, sampe makanan dan gaya pakaian makin campur aduk antara negara. Mungkin mereka yang tadinya cuma dengerin lagu lokal dan ngomong pake bahasa daerah, tiba-tiba jadi kaget karena denger orang lewat yang ngomong pake bahasa “which is which is”. 😝

Tapi persebaran budaya yang lebih mudah pun bukan otomatis berarti hal yang bagus. Karena, bisa aja jadi ada bahasa, musik, atau kebudayaan lainnya yang jadi lebih dominan. Lambat laun bahasa lokal atau upacara-upacara setempat bisa aja menghilang, dan budaya yang dimiliki masyarakat dunia sekarang jadi enggak sekaya dulu lagi. ❌

Itu baru bahasa. Masih inget kan skenario di atas, di mana kalo semakin sering kita papasan antartemen, malah bisa nimbulin berantem? 👊 Ya, begitu juga sama negara-negara yang batas-batas wilayahnya jadi semakin sedikit.

Penduduk yang enggak biasa ketemu sama orang-orang yang punya kebiasaan dan kepercayaan yang beda mungkin banget buat nimbulin gesekan—yang mana contohnya udah bisa kita liat di negara-negara kayak 🇩🇪 Jerman atau 🇺🇸 Amerika.

Belum lagi secara politik global. Mereka yang tadinya musuhan karena rebutan pengaruh, tiba-tiba lokasinya jadi makin deketan (ya, kita ngomongin kalian, Amerika dan Rusia 🧐).

Kalo udah begini, semua jadi ikutan pusing. 😵‍💫

Pertukaran senjata dan pengiriman pasukan jadi lebih gampang karena tinggal kirim lewat darat. Walaupun kita enggak bisa nganggep kalo perang jadi lebih mungkin kejadian, tapi “rival” yang wilayahnya makin deketan tentunya bikin para tetangganya makin tegang. 🥶

Walaupun serem, tentu aja pertikaian dan peperangan masih ada di kontrolnya manusia. Harusnya, masih bisa kita cegah. Tapi kalo udah bencana yang disebabin sama alam, sering kali kita cuma bisa pasrah. Dan seremnya, Pangea yang masih ada bakal ngasih bencana alam yang enggak pernah kita bayangin sebelumnya. 🫨

Pertama, dari segi cuaca. 🌤️ Ada seorang peneliti yang pernah ngemodelin suhu dunia pas Pangea masih jadi rumah kita. Dia nemuin kalo suhu rata-rata di bumi bisa nyampe 38℃—ibarat suhu di Arab Saudi pas musim panas. 🥵

(Tunggu, warga Bekasi yang udah mau nyombong karena nganggep ini biasa, tahan dulu...)

Parahnya, buat mereka yang tinggal di pusat daratan Pangea, model itu juga nunjukin kalo suhu di sana malah lebih tinggi lagi—nyampe 45℃! Sungguh super panas. Belom lagi udaranya yang super kering karena hujan yang jarang turun.

Cuaca panas ini bisa kejadian karena daratan Pangea yang super gede, bikin awan yang ngebawa hujan keburu kehilangan kelembapannya sebelum jauh nyampe tengah daratan. ☁️ Suhu ekstrim di tengah daratan Pangea ini juga yang kemungkinan jadi penyebab kenapa cuma sedikit fosil yang ditemuin di wilayah Pangea tengah.

Oke oke, panas yang belebihan emang bikin kita enggak betah. Tapi belom selesai di situ. Kalo bumi sekarang masih berbentuk kayak Pangea, berarti bisa kita asumsiin kalo lempengan tektonik enggak pernah bergerak, aktivitas vulkanis juga enggak ada, dan artinya enggak ada lagi gunung baru yang terbentuk, danan gempa bumi jadi lebih sedikit atau hampir gak ada. 🫨

Ya, keliatannya sekilas bagus buat manusia. Tapi enggak adanya pergerakan di lempeng bumi juga bisa berarti daratan-daratan yang ada sekarang enggak akan pernah “tumbuh” kembali. ⛰️ Pegunungan, tanah lapang, dan segala yang ada di daratan akan terancam tergerus oleh angin lewat proses yang namanya erosi. 💨

Lama-kelamaan, permukaan bumi yang tadinya ada variasi dataran tinggi dan rendah, akan jadi lebih mendatar.

Mungkin ini pemandangan yang umum diliat kalo bumi masih berbentuk Pangea sampai saat ini…

Pergerakan di lempeng bumi yang hilang juga berarti panas di dalam inti bumi gak aktif lagi; daratan jadi semakin mendingin, dan akhirnya permukaan bumi jadi “mati” kayak di permukaan Mars atau Merkurius. 🪦

Malah, aktivitas vulkanis di dalam inti bumi juga inilah yang bikin adanya medan magnet di langit bumi, yang ngelindungin kita dari kejadian berbahaya di luar angkasa kayak badai matahari. 🔆

Dengan enggak aktifnya inti bumi, medan magnet di bumi juga ikutan menghilang, dan akhirnya radiasi kosmik dari matahari jadi bebas mengkikis atmosfer bumi. Sinar UV jadi makin gila-gilaan masuk dan ngenain kita-kita, dan akhirnya, bikin bumi mungkin jadi enggak bisa ditinggalin lagi sama umat manusia. ☠️

Kalo saat itu manusia masih ada, mungkin kita udah berevolusi ke bentuk yang jauh berbeda dari kita sekarang. Atau parahnya lagi, mungkin di dunia kayak gitu enggak pernah ada yang namanya hewan, tumbuhan, atau makhluk hidup cerdas bernama manusia. 🧠

Jadi, ya, kesimpulannya… ternyata, dunia dalam Pangea gak seseru yang ada di bayangan kita-kita. 🌏😵

Oke, cerita Pangea mungkin sampai di sini. 🏁 Tapi, masih banyak keajaiban dunia lainnya yang nunggu untuk kita bahas! Makanya, jangan lupa untuk dukung terus Kok Bisa dengan cara langganan newsletter Kok Bisa ✉️ untuk dapetin cerita-cerita seru dan perkembangan sains dan teknologi terbaru dunia!

Terus, bagi kalian yang mau komentar dan hobinya diskusi 💬 silakan ikutan ngobrol tentang Pangea ini dan perkembangan sains-teknologi terkini lainnya di Discord Kok Bisa. Sampai ketemu di sana!

Dan seperti biasa, terima kasih! 👋

References

Andrews, R. G. (2021, May 3). Here’s What’ll Happen When Plate Tectonics Grinds to a Halt. National Geographic. https://www.nationalgeographic.com/science/article/news-happens-plate-tectonics-end-earth-mountains-volcanoes-geology

Caltech. (n.d.). Caltech Question of the Week: What Would Be the Effect If All Plate Tectonics Movement Stopped Forever? California Institute of Technology. https://www.caltech.edu/about/news/caltech-question-week-what-would-be-effect-if-all-plate-tectonics-movement-stopped-forever-188

Costa, D. (2023, February 2). Supercontinent | Definition, Cycle, & Facts. Encyclopedia Britannica. https://www.britannica.com/science/supercontinent

Evers, J. (2022, May 20). Continental Drift. National Geographic. https://education.nationalgeographic.org/resource/continental-drift/

Fisher, R. (2022, April 4). How the next 'supercontinent' will form. BBC.com. https://www.bbc.com/future/article/20220401-how-the-next-supercontinent-will-form

Ghose, T., & Geggel, L. (2022). Pangaea: Facts about an ancient supercontinent. livescience.com. https://www.livescience.com/38218-facts-about-pangaea.html

Hall, S. (2017, July 20). Earth’s Tectonic Activity May Be Crucial for Life--and Rare in Our Galaxy. Scientific American. https://www.scientificamerican.com/article/earths-tectonic-activity-may-be-crucial-for-life-and-rare-in-our-galaxy/

Hadhazy, A. (2011, May 13). What If the Supercontinent Pangaea Had Never Broken Up? livescience.com. https://www.livescience.com/33279-what-if-pangaea-never-broke-up-supercontinent.html

Hecht, J. (1989, July 7). Science: Severe climate made central Pangaea uninhabitable. New Scientist. https://www.newscientist.com/article/mg12316723-600-science-severe-climate-made-central-pangaea-uninhabitable/

Herrmann, F., & Vorbach, T. (2020). The geodynamo for non-geophysicists. European Journal of Physics, 41(4), 045803. https://doi.org/10.1088/1361-6404/ab8780

Mitchell, R. N., Zhang, N., Salminen, J., Liu, Y., Spencer, C., Steinberger, B., Murphy, J. B., & Li, Z. (2021). The supercontinent cycle. Nature Reviews Earth & Environment, 2(5), 358–374. https://doi.org/10.1038/s43017-021-00160-0

Murphy, J. B., & Nance, R. D. (2013). Speculations on the mechanisms for the formation and breakup of supercontinents. Geoscience Frontiers, 4(2), 185–194. https://doi.org/10.1016/j.gsf.2012.07.005

National Geographic. (2018, November 15). Electromagnetism 101 | National Geographic [Video]. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=Elv3WpL32UE

NOAA. (2023, January 20). What is Tectonic Shift? osceanservice.noaa.gov. https://oceanservice.noaa.gov/facts/tectonics.html

Perkins, S. (2023, June 12). Meet “Amasia,” the Next Supercontinent. Science | AAAS. https://www.science.org/content/article/meet-amasia-next-supercontinent

U.S. Geological Survey. (2020, March 27). What was Pangea? usgs.gov. https://www.usgs.gov/faqs/what-was-pangea

Ralls, E. (2023, April 8). Supercontinents 101: Pannotia, Gondwana, and Pangea. Earth.com. https://www.earth.com/earthpedia-articles/supercontinents-101-pannotia-gondwana-and-pangea/

Routley, N. (2022, November 4). Incredible Map of Pangea With Modern-Day Borders. Visual Capitalist. https://www.visualcapitalist.com/incredible-map-of-pangea-with-modern-borders/

The Editors of Encyclopaedia Britannica. (2023a, May 31). Continental drift | Definition, Evidence, Diagram, & Facts. Encyclopedia Britannica. https://www.britannica.com/science/continental-drift-geology

The Editors of Encyclopaedia Britannica. (1998, July 20). Pangea | Definition, Map, History, & Facts. Encyclopedia Britannica. https://www.britannica.com/place/Pangea

The Editors of Encyclopaedia Britannica. (2023, June 1). Permian extinction | Overview & Facts. Encyclopedia Britannica. https://www.britannica.com/science/Permian-extinction

Winship, A. (n.d.). What if Pangaea had never broken apart? (Seek 7). prezi.com. https://prezi.com/5kdpetpxnxad/what-if-pangaea-had-never-broken-apart-seek-7/

Wu, J. (2023, June 12). What might Earth’s next supercontinent look like? New study provides clues. Science | AAAS. https://www.science.org/content/article/what-might-earth-s-next-supercontinent-look-new-study-provides-clues

Masih banyak pertanyaan tentang dunia?

Gapapa, asal jangan kebingungan sendirian 👀 Makanya yuk gabung bareng 1.000+ orang lainnya yang udah langganan, untuk terus dapet update cerita sains dan teknologi terbaru dari Kok Bisa. Jangan sampe ketinggalan!